Sinar UV Tak Efektif Bunuh Virus Corona, Ini Alasannya!
Baru-baru ini, sebuah studi dari sebuah perguruan tinggi di Thailand membuat heboh masyarakat yang saat ini sedang panik menghadapi pandemi corona. Ya, mereka dikabarkan telah membuat terowongan yang disinari oleh sinar UV, yang bertujuan untuk membuat para mahasiswanya dapat terdisinfeksi dari virus corona.
Lalu, apa benar sinar UV dapat membunuh virus corona?
1. Kenali dulu sifat-sifat sinar UV
Sinar matahari mengandung tiga jenis UV, yaitu UVA, UVB, dan UVC.
UVA
Pertama ada UVA. Sinar inilah yang membentuk sebagian besar radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. UVA Ini mampu menembus jauh ke dalam jaringan kulit dan dapat menyebabkan risiko penuaan kulit hingga 80%. Hasilnya, kulit kita bisa kehilangan elastisitasnya atau keriput, juga mengundang munculnya bintik hitam pada kulit.
UVB
Selanjutnya ada UVB yang dapat merusak DNA di kulit kita. Sinar UVB juga bisa menyebabkan kulitmu terbakar bahkan meningkatkan risiko kanker kulit. Meskipun begitu, penggunaan sunscreen dapat menjadi perisai dalam menangkal sinar UVA dan UVB.
UVC
Sinar UVC terdiri dari panjang gelombang cahaya yang lebih pendek dan lebih energik. Sinar ini sangat baik dalam menghancurkan struktur genetik, baik pada manusia atau partikel virus. Untungnya, sinar UVC tidak mudah terpapar pada kulit manusia. Itu karena UVC disaring oleh ozon di atmosfer jauh sebelum sinar itu mencapai kulit kita yang rapuh.
2. Peneliti telah memanfaatkan UVC untuk membunuh mikroorganisme, termasuk virus.
Sejak penemuan pada tahun 1878, UVC telah diproduksi secara artifisial dan menjadi metode sterilisasi utama yang digunakan rumah sakit, pesawat terbang, kantor, dan hingga pabrik. Sinar UVC ini juga penting dalam proses sanitasi air minum, karena sinar ini akan memberikan kegagalan fungsi parasit terhadap desinfektan kimia seperti klorin.
3. Sempat digunakan Tiongkok dalam membasmi virus corona
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang melihat bagaimana UVC dapat memengaruhi virus corona atau COVID-19. Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa UVC dapat digunakan terhadap virus corona lain, seperti SARS.
Meski belum ada penelitian pasti, ternyata Tiongkok telah menggunakan UVC untuk memerangi virus corona, lho!
Di sana, seluruh bus diterangi oleh cahaya UVC. Bahkan rumsah sakit telah menggunakan robot pemancar UVC untuk membersihkan lantai di sana. Selain itu, bank di sana bahkan telah menggunakan lampu UVC untuk mendisinfeksi uang mereka.
4. UVC ternyata tak efektif dalam membunuh virus
Sebelum berspekulasi bahwa UVC mampu untuk membunuh virus corona, Dan Arnold, seorang peneliti dari perusahaan UV Light Technologi memberikan peringatannya.
"UVC adalah hal yang benar-benar jahat, kamu tidak boleh terkena itu," kata Arnold melansir dari BBC.
“Diperlukan berjam-jam untuk mendapatkan paparan matahari dari UVB, tetapi dengan UVC dibutuhkan beberapa detik. Jika matamu terbuka ... kamu tahu perasaan yang kamu dapatkan jika melihat matahari? Itu seperti 10 kali lipatnya, hanya setelah beberapa detik," lanjut Arnold.
Untuk menggunakan UVC dengan aman, kamu membutuhkan peralatan dan pelatihan khusus dari pihak medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengeluarkan peringatan keras terhadap orang yang menggunakan sinar UV untuk mensterilkan tangan mereka atau bagian lain dari kulit mereka.
Selain itu, bakteri dan virus juga tidak ikut mati, karena ukuran mereka cukup kecil untuk dijangkau cahaya. Satu studi memang menemukan bahwa sinar UV dapat mencegah luka tikus dari infesksi virus. Namun, hal ini belum pernah diuji pada manusia.
from POPBELA.com
repost byIFTTT
0 comments