Bak Kota Mati, Ini 10 Potret Terbaru Kota Shanghai Pasca Corona
Virus Corona yang menyebar sejak Januari 2020 lalu sudah merebak di 28 negara, dan Tiongkok menjadi negara dengan paling banyak penderitanya. Kurang lebih ada 42 ribu kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian mencapai 1.018 jiwa akibat virus ini.
Virus yang cukup mematikan tersebut ternyata berdampak langsung terhadap berbagai kegiatan di Tiongkok, salah satunya Shanghai. Di Shanghai, semua kegiatan seolah berhenti total.
Seorang fotografer bernama Nicoco mengabadikan potret Kota Shanghai pasca virus corona menyebar di kota tersebut. Hasilnya? Bisa kamu lihat di deretan foto-foto berikut ini.
Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk 1,4 miliar dan terbanyak di dunia. Sebanyak 24 juta penduduknya tinggal di Kota Shanghai, yang membuat kota ini menjadi kota terpadat di dunia.
Dengan 24 juta jiwa penghuni, tentu membuat kota ini sangat padat orang setiap harinya. Namun karena situasi yang sedang terjadi, kota tersebut terasa hampa seperti ditinggal pergi hampir seluruh warganya.
Kepadatan penduduk Shanghai di tempat umum berkurang drastis sejak awal Januari 2020. Virus corona yang menyebar dengan cepat cukup menimbulkan ketakutan. Hal ini membuat penduduknya membatasi kegiatan di luar rumah dan memilih berada di rumah sampai kondisi dinyatakan aman.
Jalan raya ini biasanya penuh dengan kendaraan lalu lalang, membawa komoditi yang menggerakan ekonomi kota tersebut. Kini, kota itu bak kota mati. Sangat jarang kendaraan yang lewat di jalan raya Shanghai yang tadinya nyaris tak pernah tidur.
Taman-taman yang tadinya penuh dengan banyak anak-anak bermain, kini kosong. Warga memilih untuk bermain bersama anak-anaknya di rumah, sampai pemerintah mengumumkan bahwa keadaan sudah aman.
Tak terkecuali kuil. Jika tadinya tak pernah sepi dikunjungi para warga, kini hanya satu-dua orang yang datang ke kuil. Itu pun mereka harus menggunakan pakaian berlapis dan dilengkapi masker agar tak tertular penyakit.
Selain megancam kesehatan dan jiwa, virus corona turut membuat roda ekonomi di sana lumpuh. Lihat saja pujasera di pusat Kota Shanghai ini. Mereka memilih tutup lantaran tak ada karyawan yang berani keluar rumah.
Pusat perbelanjaan juga sama. Mereka memilih tak beroperasi dan menghemat energi, ketimbang harus buka dan berisiko merugi ataupun tertular virus.
Taman bermain sepi sekali. Padahal biasanya, taman ini selalu ramai dan penuh dengan anak-anak.
Semoga bencana ini cepat berlalu dan Kota Shanghai bisa kembali 'hidup' seperti dulu.
from POPBELA.com
repost byIFTTT
0 comments